Pada kesempatan kali ini, kami, tim MAHABALA PERTIWI melakukan pendakian di gunung Sindoro yang terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa tengah.
Gunung Sindara, atau biasa disebut Sindoro, atau juga Sundoro memiliki ketinggian 3.150 meter diatas permukaan laut (MDPL). Gunung ini merupakan sebuah gunung Api aktif yang terletak di Jawa Tengah; selain itu, gunung ini merupakan gunung yang berdampingan dengan gunung Sumbing.

Perjalanan kami dimulai dari titik temu dengan teman-teman para pendaki lainnya di terminal bis Klari kota Karawang. Dikarenakan pendakian ini bertepatan dengan hari libur panjang, kami sudah memesan tiket perjalanan 2 hari sebelumnya untuk berjaga-jaga apabila kami kehabisan tiket bis.

Bis yang dijadwalkan, datang terlambat dari waktu yang seharusnya, dan hal ini membuat kami rugi dari segi waktu. Waktu yang seharusnya kami dapat gunakan untuk perjalanan akhirnya terbuang percuma untuk sekedar duduk menunggu bis yang tidak kunjung datang. Kami harus menunggu kendaraan lebih dari 2 jam lamanya, dan akhirnya pada sekitar pukul 9.15 malam bis pun tiba di terminal. Melihat waktu yang ada, kami memperkirakan bahwa pendakian kami akan sedikit tertunda dikarenakan perjalanan yang memakan waktu cukup panjang ini.

Sekitar pukul 10.30 pagi, kami tiba di terminal Mendolo Wonosobo. Di sini kami sedikit merebahkan tubuh kami karena semalaman telah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Setelah sedikit beristirahat dan mengisi perut yang kosong, kami pun segera bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju kaki gunung Sindoro yang lumayan panjang.
Untuk menuju gunung Sindoro, kami menyewa jasa travel yang disediakan oleh pihak wisata di sana. Di tengah perjalanan, kami berhenti sejenak untuk mengisi perlengkapan dan perbekalan yang memang sengaja tidak kami lengkapi; hal ini dilakukan untuk meringankan beban perjalanan selama dalam kendaraan.
Setelah semuanya dirasa lengkap, kami pun melanjutkan perjalanan menuju kaki gunung Sindoro. Perjalanan ini memakan waktu yang cukup lama dikarenakan adanya perbaikan jalan yang mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.
Pada pukul 12.30, kami pun akhirnya tiba di base camp pendakian Sindoro. Di sini kami beristirahat sekaligus melakukan packing persediaan serta mengisi formulir registrasi untuk melakukan pendakian di gunung Sindoro ini.
Waktu menjelang sore, sekitar pukul 14.15 kami memulai perjalanan kami. Untuk mencapai pos pertama, kami menggunakan jasa ojek yang memang selalu digunakan para pendaki untuk melewati perkebunan warga yang cukup jauh.
Hujan pun turun menyambut kedatangan kami di gunung ini. Hujan yang cukup deras memaksa kami untuk berteduh guna menghindari kemungkinan yang ada. Setelah hujan cukup reda, kami memulai kembali pendakian ini. Permukaan jalan tanah yang diguyur oleh air hujan, sedikit membuat kami kesulitan karena permukaan jalan menjadi basah dan licin.
Setelah berjalan cukup lama, kami pun akhirnya tiba di pos kedua; di sini kami sedikit meregangkan otot-otot kaki yang mulai terasa sedikit pegal dikarenakan harus berjalan di jalan yang licin karena hujan. Kami tidak ingin berlama-lama untuk beristirahat di pos ini karena perjalanan masih jauh, selain juga dikarenakan kami harus mendaki di sore hari.
Waktu semakin sore, dan langit pun semakin gelap. Sementara perjalanan kami menuju pos ketiga masih cukup jauh, melihat keadaan dan jam yang sudah hampir menunjukkan waktu maghrib, kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan beristirahat di shelter terdekat. Karena menurut pengalaman kami selama mendaki, tidak baik untuk melakukan pendakian saat maghrib tiba.
Melihat kondisi team, kami memutuskan untuk melakukan Summit attack pada dini hari nanti. Udara malam pun mulai menusuk kulit, jaket tebal yang kami kenakan seolah-olah tidak dapat menghalangi dinginnya udara malam.
Pukul 02.00 kami terbangun dari tidur kami, saatnya sedikit mengisi tenaga dan menghangatkan tubuh dengan minuman hangat di tengah malam yang dingin ini. Persiapan dan perbekalan untuk Summit attack pun sudah kami persiapkan. Pukul 03.15, kami memulai kembali pendakian, tetapi kali ini kami hanya membawa persediaan air dan sedikit cemilan selama perjalanan; peralatan lainnya kami tinggalkan di dalam tenda untuk meringankan perjalanan kami.
Perjalanan menanjak menerobos hutan di malam hari cukup merepotkan perjalanan kami, akan tetapi itu tidaklah menahan niat kami sedikitpun. Tak terasa langit mulai menunjukkan cahayanya, dipadukan dengan kelap-kelipnya lampu kota di bawah, menambah indahnya pemandangan dini hari itu.

Melihat langit yang mulai terang, kami tidak membuang-buang waktu dan segera melanjutkan pendakian yang memang masih sangat jauh menuju puncak. Akan tetapi, kami tidak terburu-buru karena melihat kondisi dari team yang sudah cukup kelelahan karena harus melakukan summit attack yang lebih jauh dari seharusnya.
Mataharipun telah menunjukkan dirinya, langit yang gelap mulai tersinari cahaya sang surya dan mengubah warnanya. Momen yang seharusnya kami nikmati di puncak sindoro, tetapi tidak untuk kali ini. Walaupun demikian, hal ini tidaklah mengubah keindahan alam dari Sang Pencipta.

Kami pun melanjutkan pendakian menuju puncak Sindoro. Perjalanan menuju pos ke empat ini memakan waktu cukup lama karena selain rute berbatuan yang cukup terjal, rasa lelah pun mulai kami rasakan.
Setelah cukup lama berjalan mendaki jalan bebatuan yang cukup terjal, kami pun tiba di pos ke empat yang ditandai oleh bebatuan besar yang menjulang di tepi tebing. Pemandangan yang indah langsung berhadapan dengan gunung Sumbing di depan kami mampu mengobati sedikit rasa lelah yang kami rasakan selama pendakian ini.
Jalan curam di depan kami telah menanti sebagai rintangan terakhir kami menuju puncak Sindoro, akan tetapi kami mencoba terus bersemangat untuk dapat mencapainya. Track terakhir kami adalah jalan bebatuan vulkanik yang dihiasi oleh hutan mati dikarenakan oleh semburan belerang dari gunung Sindoro ini. Bau belerang yang menyengat mulai tercium, menandakan sudah dekatnya kawah puncak gunung Sindoro. Matahari semakin terik, aroma belerang dan hawa dingin semakin menusuk. Puncak yang terlihat dekat pun terasa sangat jauh, dan beberapa kali kami harus beristirahat sejenak.

Pendakian yang memakan waktu cukup lama ini akhirnya terbayarkan; kami pun sampai di puncak Sindoro. Walaupun kami tidak mendapatkan pemandangan sunrise di puncak, tetapi ini sudah cukup memuaskan hati kami. Melihat kaki gunung yang diselimuti oleh awan, dan terjalnya jalur pendakian ini, menimbulkan rasa bangga tersendiri karena kami dapat melalui semuanya bersama-sama. Tidak lama dari track terakhir ini, akhirnya kami pun tiba di puncak Sindoro.
Dikarenakan hari sudah siang, kami tidak dapat berlama-lama di atas puncak Sindoro ini karena kabut (awan) yang mulai tebal dapat menutupi jalan kami untuk pulang menuruni puncak. Selain kabut yang mulai tebal, bau belerang pun mulai tercium menyengat dan membuat kepala kami sedikit pusing.
Perjalanan turun seharusnya tidaklah begitu memakan waktu yang cukup lama seperti pendakian. Akan tetapi perjalanan turun kami kali ini sedikit terhambat dikarenakan ada salah seorang teman kami yang mengalami sedikit masalah dengan kakinya.
Hari semakin sore, akhirnya kami tiba di tenda kami. Karena situasi dan keadaan tidak memungkinkan untuk langsung melanjutkan perjalanan turun, kami pun memutuskan untuk menginap satu malam lagi di gunung Sindoro ini. Malam ini terasa lebih dingin dari malam sebelumnya, oleh karenanya kami membuat api unggun kecil untuk sedikit menghangatkan suasana malam.
Pagi hari telah tiba, sang fajar mulai menyinari tenda kami dari selah satu pepohonan yang rindang. Segera kami terbangun dan memasak sedikit perbekalan untuk sarapan. Setelah selesai sarapan dan sedikit meluruskan kaki, kami segera membongkar tenda dan memulai packing barang-barang perlengkapan. Tidak lupa pula kami membersihkan sampah yang kami bawa serta yang kami temukan selama perjalanan menuruni puncak kemarin. Hal ini kami lakukan agar dapat meningkatkan kepedulian para pendaki lain akan kebersihan lingkungan.

Selama perjalanan turun, kami bersyukur karena tidak mendapatkan kesulitan seperti kemarin. Sehingga perjalanan kami dapat lebih cepat untuk mencapai base camp di kaki gunung ini. Sekitar pukul 11.00, akhirnya kami tiba di base camp pendaftaran. Di sini, kami melapor untuk memberitahukan bahwa kami telah turun dari pendakian di pos pendaftaran. Setelah itu, kami bersih-bersih dan sedikit istirahat, lalu kami pun harus mengucapkan selamat tinggal kepada gunung Sindoro ini dan meninggalkan dengan membawa cerita dan kesan kami di dalamnya.