Belajar Bahasa Inggris, Tak Mengenal Usia loh!
“TO ALL PASSENGER PLEASE TALK IN ENGLISH BECAUSE I WANT TO IMPROVE MY ENGLISH. IF YOU DON’T KNOW HOW TO SPEAK ENGLISH IT DOESN’T MATTER. THANK YOU. BEST REGARDS, TARNEDI”
Ini adalah tagline dari seseorang bernama Mr. Tarnedi. Seorang supir taksi yang viral di akun media sosial, youtube https://www.youtube.com/watch?v=Qu9I1KJSHv8 karena kelihaiannya berbicara Bahasa Inggris. Lihai karena bisa dikatakan bahwa, setiap hari Mr. Tarnedi yang bekerja sebagai sopir taksi di usia lima puluhan tahun ini selalu mengajak para penumpangnya untuk berbicara Bahasa Inggris selama perjalanan. Mungkin bagi sebagian orang, berbicara Bahasa Inggris itu adalah hal biasa di era MEA saat ini, tetapi, terkadang, karena usia yang tidak lagi muda, mereka akan merasa tidak pede untuk memulainya lagi, atau memulainya dari awal.
Dari kisah Pak Tarnedi yang sudah menjadi viral dan banyak diceritakan oleh para blogger, dapat diambil pelajaran dan kesimpulan bahwa Pak Tarnedi tidak menyerah dalam mempelajari dan mempraktekkan Bahasa Inggris. Beliau pun berani bilang bahwa ‘my teacher is my customer’, jadi sekiranya kamu dapat bertemu beliau di taksi yang kamu naiki nanti, mau tidak mau kamu harus menggunakan Bahasa Inggris di dalam taksi tersebut.
Memang belajar Bahasa Inggris di usia yang tak lagi muda bisa dikatakan sulit. Setelah mempelajari Bahasa Inggris tersebut, baik kamu yang sedang mempelajarinya di usia yang tak lagi muda, harus sering dipraktikkan. Nah, perasaan ‘tidak pede’ itu harus dihilangkan. Tidak perlu malu akan usia, usia itu mungkin hanya angka, tetapi jikalau kemauan besar timbul dalam diri seseorang untuk mempelajari sesuatu, pasti akan mengalahkan apapun.
Begitu pula yang dilakukan Mahatma Gandhi kepada masyarakat India ketika pada saat penjajahan Inggris dahulu. Mahatma Gandhi memotivasi para warga nya untuk mempelajari Bahasa Inggris walaupun pada saat itu murid dari kelas Mahatma Gandhi hanya tiga orang. Tapi karena motivasi besarnya, juga motivasi ketiga murid pertamanya itu, akhirnya Mahatma Gandhi dapat memberikan ilmu kepada ketiga orang tersebut. Ketiga orang tersebut adalah pegawai toko dan pegawai administrasi yang usianya tidak lagi muda dan dapat berbicara pada saat melayani pelanggan dan bisa membuat surat bisnis sendiri setelahnya. Memang, waktu yang dibutuhkan tidak instan, tetapi menghasilkan.
Beberapa penelitian juga mungkin menghasilkan penjelasan bahwa di usia sekitar 40 tahun keatas akan sulit dalam mempelajari Bahasa asing baru. Mereka harus memberikan usaha yang lebih dalam mempelajari Bahasa Inggris. Aksen dalam berbicara pun akan mengikuti aksen pada usia tersebut, jadi untuk mengubah aksen menjadi seperti native speaker itu akan sedikit lebih sulit dari orang –orang yang mempelajarinya di usia 15 tahun. Tetapi, tingkat intelengensi dalam menguasai atau memahami Bahasa asing akan lebih mudah dipahami oleh orang dewasa.
Jadi, dalam mempelajari Bahasa asing ataupun Bahasa Inggris, harus ditanamakan niat yang kuat terlebih dahulu. Tidak mudah memang memutuskan untuk kembali membuka pikiran kita, yang mungkin hanya fokus pada satu pekerjaan, ditambah dengan waktu kita untuk berpikir mempelajari Bahasa baru diusia yang tidak lagi muda. Asalkan mau dan terus mempraktikannya, pastilah, niat dalam mempelajari Bahasa Inggris ini akan berjalan dengan lancar. Jadi bukan terpatok pada usia, tetapi kemauan belajar yang tinggi pada setiap individunya.
Berikut ini adalah testimoni dari salah satu mahasiswa Sastra Inggris STBA Pertiwi, yang membagi pengalamannya memutuskan untuk melanjutkan kembali pendidikannya di jurusan yang bagi sebagian orang sulit untuk dipelajari.
Dia adalah Sriyati. Salah satu mahasiswa semester akhir di jurusan Sastra Inggris di STBA Pertiwi. Sriyati adalah ibu rumah tangga yang diusia yang tak lagi bisa dikatakan usia mahasiswa pada umumnya, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Bahasa Inggris. Karena desakan sang suami dan kemauannya yang kuat yang akhirnya muncul dalam dirinya, Sriyati pun berhasil melalui fase-fase sulit dalam mempelajari Bahasa Inggris dan Sriyati juga telah berhasil mencapai semester akhir dan saat ini Sriyati sedang membuat Skripsi di STBA Pertiwi.
“Saya tahu STBA Pertiwi dari salah satu iklan baliho yang terdapat di dekat rumah saya. Awalnya saya ingin mendaftar di STBA Pertiwi cabang depok, namun setelah itu saya diarahkan ke STBA Pertiwi Cililitan, Jakarta Timur. Saya memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Inggris karena saya ingin berfokus untuk menjadi lulusan yang mahir dalam berbahasa Inggris, berkarya sastra dalam Bahasa Inggris, dan mengetahui seluk-beluk kebudayaan Inggris.
Tips yang bisa saya bagi jika umur kita sudah tak muda lagi dalam mempelajari Bahasa Asing adalah kita harus banyak bertanya kepada guru/dosen yang ahli di bidangnya, atau kepada teman yang bisa berbahasa Inggris, intinya jangan malu bertanya. Membagi waktu antara pekerjaan dan belajar, juga sering membaca buku dan mempraktikkan Bahasa Inggris tersebut ke orang sekitar kita.”