Pengibaran Bendera di Puncak Gunung Slamet by MAHABALA STBA PERTIWI
Gunung Slamet adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terletak di Jawa tengah, gunung ini terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Gunung ini adalah gunung tertinggi ke-2 di pulau Jawa, yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah.
Gunung Slamet terkenal angker di kalangan masyarakat maupun dikalangan para pendaki, dengan adanya berbagai mitos di dalamnya. Meskipun begitu, pemandangan yang indah dan track yang menantang tidak menyurutkan niat kami untuk menginjakkan kaki di tanah tertinggi di Jawa Tengah tersebut. Ada beberapa jalur pendakian yang bisa kami gunakan untuk mendaki, yaitu jalur bambangan, jalur baturraden, jalur guci, jalur kaliwadas, jalur kaligua, dan jalur dukuhliwung. Pada pendakian kali ini, kami memutuskan untuk menggunakan jalur bambangan yang terletak di Purbalingga.
Tim MAHABALA STBA PERTIWI tiba di pos bambangan pada pukul 5 dini hari, disambut dengan hujan deras yang terus menerus mengguyur tanah. Kata warga sekitar, sudah 3 hari hujan terus turun, sehingga menyebabkan banyak pendaki yang gagal mencapai puncak dikarenakan badai yang terjadi. Tetapi itu tidak menyurutkan niat kami, sambil berdo`a kepada Tuhan yang maha esa agar kami diberi kelancaran utuk mencapai tujuan.
Setelah sekitar pukul 9.00, hujan mulai reda, Tim MAHABALA STBA PERTIWI pun bersiap-siap melakukan pendakian ini. Tentunya sebelum kami melakukan pendakian, kami berdo`a bersama agar diberikan kemudahan dan kelancaran selama melakukan pendakian. Setelah semua persiapan pendakian, Tim MAHABALA STBA PERTIWI langsung menuju pos pendaftaran untuk melakukan registrasi dan pendaftaran pendakian kelompok kami.
Dari gerbang pendakian, perjalanan dimulai dengan menyusuri perkebunan warga setempat. Jalan setapak yang ditambah dengan guyuran hujan cukup menambah kesulitan Tim MAHABALA STBA PERTIWI untuk melewatinya. Setelah melewati perkebunan warga, kamipun mulai memasuki kawasan hutan pinus. Udara yang dingin diselimuti kabut yang cukup tebal mengiringi pendakian kami. Setelah beberapa lama, hujanpun mulai reda. Yang tersisa hanyalah jalanan tanah licin yang harus kami lalui. Di sepanjang perjalanan menuju pos satu, terdapat beberapa lapak para pedagang yang menyediakan makanan dan minuman bagi para pendaki, dan memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil melepaskan pakaian hujan.
Setelah melepaskan pakaian sambil beristirahat sejenak untuk sedikit melepas rasa lelah, Tim MAHABALA STBA PERTIWI memulai kembali perjalanan yang masih sangat jauh ini. Beberapa lama kemudian, kami tiba di pos 1, yaitu pos pondok gembirung. Pos pertama ini terletak pada ketinggian 1937 mdpl. Pemandangan yang disajikan pun cukup indah, terlebih lagi dengan tipisnya kabut yang menghalangi dikarenakan hujan yang terjadi sebelumnya. Di sepanjang perjalanan, Tim MAHABALA STBA PERTIWI banyak bertemu dengan para pendaki lain yang sedang melakukan perjalanan turun. Kami banyak berbincang dengan mereka, pada saat itu mereka semua tidak ada yang sampai ke puncak gunung Slamet dikarenakan badai yang terus berlangsung selama beberapa hari ini. Mereka hanya melakukan pendakian hanya sampai pos tujuh; tidak sedikit pula yang hanya sampai pos dua ataupun pos tiga. Meskipun demikian, kami terus melakukan pendakian ini sambil berharap dan berdoa agar kami dapat melakukan pendakian sampai ke puncak gunung. Setelah melewati pos pertama ini, kami mulai memasuki kawasan hutan lebat. Di sini, pepohonan menjulang tinggi menutupi sang mentari, membatasi cahaya yang menyinari kami.
Perjalanan Tim MAHABALA STBA PERTIWI sedikit terbantu, dengan adanya akar-akar dari pepohonan yang melintang di sepanjang jalan. Perjalanan menuju pos kedua ini cukup memakan waktu yang lama, dikarenakan medan yang cukup terjal dan ditambah dengan jalanan yang basah. Setelah sekian lama kami mendaki, akhirnya kami tiba di pos dua.Tim MAHABALA STBA PERTIWI tiba di pos kedua ini sekitar pukul 14.00; kami beristirahat sambil mengisi perut kami yang sudah mulai kosong. Setelah perut dan tenaga terisi kembali, kamipun mulai melanjutkan pendakian ini. Kami memiliki target untuk berkemah di pos tujuh, itu adalah batas tertinggi bagi para pendaki untuk berkemah. Karena setelah pos ketujuh adalah batas vegetasi.
Hari sudah menjelang sore, tetapi Tim MAHABALA STBA PERTIWI bahkan belum sampai di pos tiga. Perjalanan dari pos kedua menuju pos ketiga sangat menguras tenaga kami. Beban yang kami bawa terasa semakin berat di setiap langkahnya. Dengan melihat situasi dan kondisi tim, kami memutuskan untuk lebih baik membuat tenda di pos tiga. Selain karena badan kami yang kurang istirahat, alasan kami untuk membuat tenda adalah waktu yang sudah semakin sore.
Setelah rasa lelah yg menyerang kami semakin bertambah, akhirnya kamipun tiba di pos tiga. kami mengambil nafas sejenak, dan kami langsung mendirikan tenda dan memasak bahan makanan yang kami bawa. Di sini kami membagikan tugas, beberapa orang bertugas mendirikan tenda, dan sisanya bertugas untuk memasak makanan. Setelah semuanya siap, kami mulai menyantap makanan kami dan beristirahat untuk melakukan summitattack nanti malam.
Hari ini pukul 01.00, Tim MAHABALA STBA PERTIWI memulai pendakian kami, kami memulainya dini hari karena kami berkemah jauh menuju puncak. Setelah kami beristirahat cukup lama, tenaga kami cukup pulih kembali untuk melakukan summit attack. Sebelum kami memulai pendakian ini kembali, tidak lupa kami berdoa untuk mendapatkan kemudahan dan kelancaran selama proses pendakian. Perjalanan kali ini cukup cepat kami lakukan, karena kami hanya membawa persediaan seperlunya untuk mencapai puncak. Udara yang dingin menyelimuti tubuh kami, jaket yang kami kenakan seakan tidak menghalangi dinginnya udara.; yang membantu menghangatkan hanyalah rasa lelah kami. Tidak lama perjalanan dilakukan, kami sudah tiba di pos empat.
Di sini kami sedikit melepas lelah, memakan sedikit perbekalan untuk menambah tenaga kami. Alunan angin dingin yang berhembus, ditambah hamparan bintang yang menghiasi langit malam menemani perjalanan ini. Setelah beristirahat, kami langsung mendaki kembali. Tidak beberapa lama, kami pun tiba di pos lima.Di sini kami mengisi kembali persediaan air yang sudah cukup menipis. Untuk mengisinya, kami harus sedikit keluar dari jalur pendakian menuju mata air di bibir tebing. Setelah persediaan air terisi kembali, kami langsung melanjutkan perjalanan.
Untuk perjalanan menuju pos berikutnya, Tim MAHABALA STBA PERTIWI harus memasuki kawasan hutan mati, dan track yang lumayan menantang. Tidak membutuhkan waktu lama, tim pun telah tiba di pos enam. Di sini tim memutuskan untuk tidak beristirahat lama. Hanya sekedar menarik nafas dan meluruskan kaki yang sudah terasa pegal. Setelah itu, Tim MAHABALA STBA PERTIWI langsung menuju pos ke tujuh. Setelah tibanya di pos tujuh, kami beristirahat cukup lama karena perjalanan kami hanya tinggal sedikit lagi menuju puncak. Kami sangat bersyukur karena pada hari ini cuacanya begitu cerah, bahkan kami dapat melihat hamparan bintang dengan begitu jelas, dan ditambah dengan hamparan lampu di kota yang menambah indahnya pemandangan malam ini. Perjalananpun kami mulai kembali, letak pos kedelapan dan sembilan letaknya tidak berjauhan, waktu yang kami tempuh untuk masing-masing pos tersebut hanya sekitar 30-45 menit. Di pos sembilan menuju track puncak, kami melihat in memoriam untuk mengenang para pendaki yang gugur di perjalanan gunung Slamet ini. Melihat ini, dan juga track menuju puncak yang extreme, kami berhenti sejenak dan berdoa agar kami diberi keselamatan bagi kami semua.
Track menuju puncak sudah di depan mata kami, tebing batu berpasir tanpa adanya jalur yang jelas harus kami lewati. Yang kami lakukan hanya memilah jalan yang sekiranya bisa dilalui, dan terkadang kami menyusuri jalan bekas aliran air. Ini adalah track yang cukup berat untuk dilalui dengan cepat, oleh karena itu kami lebih memilih mendaki dengan lambat.Tak terasa waktu berlalu, langit pun mulai berwarna kemerahan. Menandakan mentari akan segera menunjukkan dirinya. Rasa lelahpun kami acuhkan, dan kami bergegas untuk mencapai puncak.
Akhirnya perjuangan Tim MAHABALA STBA PERTIWI pun terbalaskan melihat sang mentari bersinar di langit-langit Jawa Tengah ini. Di sini kami sedikit merasakan bagaimana susahnya perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.